Menjalankan hantu pada anak 5 tahun
Posted by Cerita samsul on 23.24 with No comments
Pentayaan cerdas dari anak 5tahun.
Dalam obrolan sore sehabis xylo lihat yutub biasanya banyak pertanyaan yg harus bapak jawab ini kenapa,ini namanya apa, tempatnya dimana, kenapa bisa seperti ini itu dst. Tp aku jadi ikut mikir juga ketika dapat pertanyaan ini.
Kenapa wujud hantu di setiap negara beda beda??
Seperti nya pertanyaan" itu umum terjadi saat anak dalam masa tumbuh kembang, tp di pikir" ada hikmahnya juga buat bapak e mesti mencari referensi buat menjelaskan dengan bahasa yg bisa di cerna anak usia 5tahun ( baca itu usia anakku)
Jadi inget, Lapo kok musuh di setiap daerah iku bedo" ?? (Itu pertyaanku saat pelajaran agama kelas 4 SD dan aku ulangi lagi saat kelas 2 SMA) dan aku gak paham aro penjelasane pak guru pas kui. Solae bahasane gak iso tak cerna dan kosakata ku Yo gung Se akeh Saiki.
Fikirku langsung bergerilya mencari file" yg tersimpan dalam brangkas otak, dan teringat satu konsep Realitas intersubyektif dan analogi (menurutku analogi cara seng paling gampang gawe njelaske sesuatu neng wong Lio)
Realitas intersubjektif adalah konsep yang merujuk pada pengakuan bahwa realitas yang kita alami bersama-sama sebagai makhluk sosial tidak hanya dipengaruhi oleh persepsi individual kita, tetapi juga oleh pengaruh sosial dan budaya yang ada di dalam masyarakat.
Dalam realitas intersubjektif, individu-individu membentuk persepsi bersama tentang realitas melalui interaksi sosial dan dialog. Persepsi ini dapat berkembang dan berubah seiring dengan interaksi sosial yang terjadi. Oleh karena itu, realitas intersubjektif tidak statis atau objektif, tetapi terus berkembang dan berubah seiring dengan waktu.
Contoh dari realitas intersubjektif termasuk bahasa, norma, nilai, dan kesepakatan sosial yang terbentuk di dalam masyarakat. Misalnya, konsep nilai keadilan mungkin berbeda antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya, dan konsep keadilan tersebut juga dapat berubah seiring dengan waktu dan perubahan sosial yang terjadi di dalam masyarakat. Oleh karena itu, realitas intersubjektif sangat dipengaruhi oleh konteks sosial dan budaya yang ada di dalam masyarakat.
La dari konsep iku kiro" cukup bisa menjelaskan.
Konsep hantu atau makhluk halus yang ada di setiap negara biasanya berasal dari cerita rakyat atau mitos yang berkembang di masyarakat. Meskipun konsep hantu mungkin berbeda antara satu negara dengan negara lainnya, namun ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengembangan konsep hantu dalam masyarakat, antara lain:
Faktor budaya: Konsep hantu seringkali terkait dengan kepercayaan dan praktik keagamaan, serta adat istiadat yang ada di masyarakat. Oleh karena itu, pengembangan konsep hantu seringkali dipengaruhi oleh budaya yang ada di setiap negara.
Faktor lingkungan: Lingkungan alamiah, geografis, dan sejarah suatu negara juga dapat mempengaruhi pengembangan konsep hantu dalam masyarakat. Contohnya, di negara yang banyak memiliki cerita mistis tentang hutan, mungkin terdapat banyak cerita tentang hantu yang tinggal di hutan.
Faktor historis: Sejarah suatu negara juga dapat mempengaruhi pengembangan konsep hantu dalam masyarakat. Misalnya, di beberapa negara Asia, seperti China dan Jepang, konsep hantu seringkali terkait dengan kepercayaan tentang roh nenek moyang atau roh orang yang meninggal dunia karena perang atau bencana alam.
Faktor sosial: Adanya perbedaan sosial, ekonomi, dan politik di setiap negara dapat mempengaruhi pengembangan konsep hantu dalam masyarakat. Contohnya, di negara dengan tingkat kemiskinan yang tinggi, mungkin terdapat cerita tentang hantu yang meminta sedekah atau menghantui orang kaya.
Sebagai contoh, konsep hantu yang ada di Indonesia sangat dipengaruhi oleh kepercayaan dan budaya setempat. Misalnya, konsep hantu pocong yang terkenal di Indonesia, yaitu hantu yang terbungkus kain kafan dan melompat-lompat, mungkin tidak ada di negara lain. Konsep hantu pocong ini mungkin berkaitan dengan kepercayaan dan praktik keagamaan Islam di Indonesia, yang mengharuskan jenazah dibungkus kain kafan dan dikebumikan secepat mungkin setelah meninggal dunia.
Selain itu, di Indonesia juga terdapat konsep hantu kuntilanak, yaitu hantu wanita yang muncul dengan rambut panjang dan menjerit. Konsep hantu kuntilanak ini mungkin berkaitan dengan kepercayaan dan mitos yang ada di masyarakat Indonesia tentang kekuatan wanita yang kuat dan mistis.
Sedangkan di Jepang, konsep hantu seringkali terkait dengan kepercayaan tentang roh nenek moyang atau roh orang yang meninggal dunia karena perang atau bencana alam. Salah satu contoh konsep hantu yang terkenal di Jepang adalah yurei, yaitu hantu yang muncul sebagai roh orang yang meninggal dunia dalam keadaan tragis.
Dengan demikian, konsep hantu atau makhluk halus di setiap negara dapat sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berbeda-beda, seperti kepercayaan, budaya, lingkungan, sejarah, dan sosial.
Tp nek aku jelaskan koyok seng tak tulis ndek nduwur iku lak angel gawe arek 5 tahun, dadi analogine ngene.
Bayangkan ketika kita sedang melihat Chanel yutub yang menceritakan tentang hantu. Setiap negara memiliki chanel yutub yang berbeda-beda, yang mungkin memiliki gambar-gambar atau Vidio"hantu yang berbeda pula seperti yg mas xylo lihat. Begitu juga dengan hantu yang ada di setiap negara, setiap negara memiliki cerita-cerita rakyat yang berbeda-beda tentang hantu, sehingga wujud hantu di setiap negara bisa jadi berbeda-beda. Seperti gambar-gambar atau vidio yang berbeda dalam Chanel yutub yang kita lihat.



0 komentar:
Posting Komentar