Seamasa kecil,
ketika di tanya oleh orang tentang apa cita-cita kita, dengan tegas kita
bersemangat kita menjawab ingin menjadi apa kita di masa depan. Ada yang
menjawab ingin menjadi guru,dokter, pilot, polisi bahkan ada juga ingin menjadi
presiden. Kalau kita mengingat masa kecil kita, cita-cita akan mengambarkan
kegiatan yang kita lakukan sehari-hari, contoh, ada yang ingin menjdi polisi,
maka dia main polisi-polisian entah temanya yang menjadi pencurinya atau pistol
dari pelepah pisang kita angap itu senjata kita bukan menjadi masalah itu
bentuk visualisasi yang kita lakukan, bedalagi dengan yang ingin menjadi guru,
maka ia akan sangat senang hati berbicara di hadapan teman-temanya, di hadapan
boneka-bonekanya yang dia pikir itu adalah siswanya kemudian dia berbicara layaknya guru sunguhan.
Itu adalah
gambaran untuk menjalaskan kekuatan sebuah mimpi atau visi dalam hidup kita.
Mimpi itu mengambarkan diri kita dimasa depan, pengen menjadi apa kita beberapa
tahun yang akan datang. Tapi kenyataan yang sering aku jumpai di kalangan
anak-anak muda sekarang adalah hilangnya visi itu dalam kehidupan kita. Bisa
jadi karena takut untuk mewujudkanya atau takut mimpinya itu tidak akan
kesampaian menjadi sebuah kenyataan.
Sederhananya
adalah mipi itu merupakan tujuan yang
ingin kita capai, bukankah akan menjadi konyol ketika kita hendak melakukan
perjalanan tetapi kita tidak tau kemana tujuan ahir perjalanan kita??. Bukankah
itu terasa aneh bin ajaib..
Heheheh mungkin
ada sebagian diantara kita yang memiliki moto hidup “Aku hidup mengalir saja seperti air” tapi seinget aku sih waktu
pelajaran dulu, air selalu mengalir dari
tempat yang lebih tingi ke tempat yang lebih rendah. Hayow…!!! apa kamu mau
perjalanan hidupmu seperti air yang dari kasta tingi menuju kasta yang lebih
rendah???? Bagai mana kalau airnya mengalir ke got, apa kamu sudah siap..
Mungkin ada
beberapa orang yang lain memiliki fikiran ”yaudah
aku diam di tempat saja, tidak usah kemana-kemana yang penting aman”. Hmmm sah-sah
aja sih puya fikir seperti itu, tapi apa kita sudah bener-bener siap melihat
teman teman satu angkatan yang kita ajak main polisi-polisian sukses duluan
dari pada kita?? Kasusnya adalah waktu tidak kenal dengan lampu merah, waktu
juga tidak kenal dengan stopan rel kereta api yang harus berhenti dulu saat
kereta sedang lewat, masalahnya waktu tidak mau menungu untuk berhenti
sedetikpun. Jadi intinya apa kawan dalam hidupun kita harus terus melangkah
untuk semakin dekat dengan tujuan/mimpi/visi kita dimasa yang akan datang.
Kalau boleh
sedikit cerita ini teman-teman mimpilah yang mengantarkan aku hinga saat ini,
hehehehe mimpi juga yang mengantarkan aku tgl 19 maret 2014 kemarin di wisuda.
Bisa jadi ketika aku tidak memiliki mimpi di awal, aku akan menjadi pemuda kampung
yang tingal di pedalaman yang biasa saja, tiap pagi berangkat ke sawah membawa pacul & parang dan pulang dari sawah
membawa rambanan pakan ternak. Namun
karena aku punya mimpi besar, aku juga ingin manjadi orang besar, perlahan tapi
pasti setapak demi setapak mimpi yang semula masih terlihat abstrak pelan-pelan
mulai terlihat, itu semua karena kekuatan visi yang mengarahkan aku untuk
mewujudkan mimpiku.
Aku lahir di
dalam keluarga yang biasa-biasa saja, bisa dikatakan sangat sederhana mbok’e itu sebutan untuk ibu dan bapak mereka adalah
petani. Tidak tau kenapa sejak masih sekolah dasar imajinasiku terlalu tingi
kalau kata ibuku bahkan tidak jarang aku di sebut pembual karena aku sering
berbicara tentang mimpi-mimpiku di masa depan. Semasa di SD aku ber imajinasi
menjadi sudah menjadi siswa SLTP sampai-sampai suatu ketika aku ke sekolah memakai
baju biru putihpun pernah akulakukan, kemudian ketika SLTP aku berimajinasi seperti layaknya anak-anak SMA pakek baju abu-abu putih boncen cewek
heheheheheheh dan hal itu berlanjut hinga saa ini.
Ketika SD aku
bersekolah di SDN Kalipang IV yang sekarang sudah berubah menjadi kalipang III
tempatnya lumayan jauh dari rumahku harus melewati hutan jati yang cukup
panjang kemudian kebun manga karena sekolahku memang terletak di atara dua dusun
Kali nanas dan juga dusunku Krampyang setiap hari harus jalan kaki kurang lebih
1 jam untuk sampai di sekolah, hehehe jalan kakipun terkadang tidak pakai
sepatu karena sepatu sering jebol bawahnya kalau sekarang lihat sibolang di Trans7
jadi notalgia ingat jaman dulu, tp yang paling keren pada masa itu aku SD kelas
5 sudah bisa bawa motor kesekolah meski
motor juga pinjam di pakde karena yang punya motor masih sedikit juga.
Ketika tamat
dari SMPN3 grogol, sebagian besar teman-temaku pindah sekolah ke-kota dan
itupun di bantu mempersiapkan berkas-berkas, rekom dari kabupaten dll. di
urusin sama orang tua mereka masing-masing, sementara aku tiadak, aku masih
ingat harus berangkat ke dinas kabupaten berangkat berdua dengan temanku
kemudian mengurus rekom ke dinas pendidikan kota berdua dan tidak jarang kita
tidak diagap pasti tiap antri kita dapat nomer paling belakang terus, itu salah
satu yang menabah greget semagatku bertambah. Meski sebenarnya banyak tanya
dalam otaknu masa itu kenapa kok aku di bedain??? Kenapa mereka bisa di percepat aku tidak ??? dan banyak lagi tanya lagi yang sekarang tingal
menjadi cerita hehehehe
Setelah tamat SMK
aku sempet berhenti satu tahun, jadi tidak bisa langsung kuliah alasan
clasik banget orang tuaku sudah tidak kuat kalau harus menagung biaya kuliaku,
yah.. ahirnya aku satu tahun kerja srabutan, jualan nasi di stadion, jualan
kurma, ikut proyek jadi tukang gali selokan hmmmmm masih banyak lagi dan itu
rasanya gak pengen ngulang lagi. Tingal di desa yang kecil dengan minim
informasi tidak seperti sekarang semua orang pegang hp internet mudah, akses
kemana-kemana mudah. Singkat cerita di tahun berikutnya aku bisa kuliah ya..
ini tongak kebangkitanku untuk kembali merajut asa mengumpulkan puing-puing
mimpi yang sempat tercecer selama setahun, 1 bulan sebelum penerimaan mahasiswa
baru aku berinisiatif untuk mengikuti les koputer sambil mencari-cari informasi.
Ahirnya medan
perang yang aku butuhkan ketemu juga, setelah tercatat menjadi mahasiswa di UNP kediri aku
langsung bergabung di banyak organissi yang ada mulai dari HIMA,NICE,PENCAK
SILAT, UKM PALA, FIB CARAKA, HMI dst. untuk mengobati rasa laparku terhadap
jaringan dan wadah pengembangan diri, tetapi setelah bejalanya waktu aku hampir di puncak disemuanya saat itulah aku mulai sadar aku tidak bisa
aktif di semua organisasi ini hanya untuk memenuhi hasaratku dan secara tidak
langsung aku akan menghancurkan organisasi-organisai itu. Aku memilih aktif
BEM-F kemudian tahun berikutnya di BEM-U dan juga UKM PALA sampai ahir usia aku
menjadi mahasiswa di UNP kediri.
Dan karena
kekuatan visi pula aku bisa berangkat ke bandung untuk mengikuti forum tertingi
mahasiswa pencinta alam TWKM xxiv. Sebenarnya dari kediri membawa misi untuk
mencalonkan sebagai tuan rumah tetapi karena dari Jatim sendiri ada dua calon
maka setelah hasil konsolidasi dengan sangat terpaksa Surabaya yang di
calonkan. Kemudian di pemilihan pusat koordinasi daerah atas ijin tuhan UKM pala pelita terpilih
menjdai PKD JATIM 2012-2013. singkat cerita satu tahun kepengurusn berjalan
normal, Dan di ahir 2013 kemarin TWKM di adakan di Ambon puji tuhan dari
beberapa kandidat yang akan di berangkatkan aku terpilih salah satunya
lagi-lagi karena kekuatan mimpi aku bisa menginjak ambon manise.
Dengan mengemban
misi organisasi untuk memberikan laporan pertangungjawaban sebagai PKD JATIM
aku juga mempunyai target tersendiri yaitu menjadi presedium sidang di forum
TWKM XXV itu ( hehehehe kapan lagi bisa
mimpin sidang acara nasional) persaingan dimulai sounding dulu ahchhh... sampai tiba
agenda pemilihan presidium sidang dari 12 calon ahirnya dapet juga lagi-lagi
karena kekuat mimpi aku bisa duduk di depan di antara teman-teman mapala
seluruh indonesia dan aku memegang palu sidang memimpin sidang . Tidak mudah
memang tapi yakin usaha sampai,,
Dari sini aku
belajar bahwa kita harus yakin dan banga bisa membumikan mimpi-mimpi yang kita tulis di langit-langit
imaji.
Ada satu contoh
lagi, seorang yang memiliki visi itu sama dengan pemanah jitu. Sementara itu ,
orang tanpa visi adalah seperti orang awam yang baru memegang panahan dan
disuruh memanah.
Orang yang tidak
pernah memegang panahan sama sekali pasti asal tarik dan lepaskan ke arah
target sambil berharap salah satu atau lebih akan ada yang mengenai target.
Namun ini berbeda dengan seorang ahli panahan ketika hendak menarik anak panah
dia telah memiliki target.di butuhkan sebuah kesabaran sebelum melepaskan anak panah,
fokus, dan hinga ahirnya cukup sekali tarikan sasaranpun sekali kena.
Visi akan
menjadi peta kita saat kita berpetualang menuju masa depan. Dengan adanya visi
pula ibarat kita memagang kompas kemanapun kita akan melangkah, visi itu akan
mengarahkan kita kepada tempat tujuan visi itu sendiri. Dan juga sebagai
pembatas saat kita hendak melenceng terlalu jauh dari tujuan kita, maka kita
akan ingat bahwa kita memiliki tujuan yang hendak dicapai. Maka kita akan
kembali kejalan yang semula.
Ahirnya,Tuhanpun
tidak akan merubah nasib kita jika kita tidak mengubah nasib kita sendiri,
sejenak kita lupakan logika cerdas kita yang terkadang terlalu menyesatkan
kita. Coba kita tanya pada diri kita 5 tahun yang akan datang, 10 tahun yang
akan datang kita akan menjadi apa??? Kalaupun saat ini masih belumpunya visi
belum terlambat untuk menysunya.
Namun jika sudah
memiliki visi dalam hidup yang sebentar ini mari kita bertarung urntuk menjadi
mimpi itu sendiri, orang lain tak akan ada yang dapat merebut visi kita hanya
kita sendiri yang mengubah menambah ataupun menghilangkan.
Sampai jumpa di
kehidupan masa depan.