Dalam lelah otak yang berhenti berputar namun tugas dan tangung jawab
masih tetap di pangul dalam pundak.
04 maret 2013 posko kkn
Ungkapan sederhana itu layaknya menjelaskan
sebuah realita seorong mahasiswa yang sedang kkn di lingkungan yang baru mereka
kenal, suasana pedesaan khas dengan keramahan alam pedesaan di bumbui sedikit
kesombongan masarakatnya karena memang di lingkungan dusun tersebut sudah maju
bila di bandingkan dengan dusn dusun yang lain di kecamatan puncu, indicator
yang dapat kami lihat kenapa kami berhipotesis kalau dusun ini maju adalah yang
pertama di setiap usun sudah memiliki sedolah dasar tersendiri, kemudian deket
dengan pasar, sarana penunjang transportasipun juga sudah ada angkotdes padahal
letak dusun ini terletak di bagian ujung kecamatan puncu lebih epatnya dua
dusun terahir di ujung plosok puncu, mayoritas penduduk dusun sini adalah
bertani Lombok hamper semua warga puncu sini bertani cabe dan kebetulan saat
saat ini bulan april 2013 harga cabe dari patani tembus sampai 40ribu
perkilogram dan hamper semua warga sini juga menanam cabe.
Selain bertani cabe masarakat dusun
sukomoro juga berternak sapi perah, kata pak.kasun beberapa saat lalu saat
pertama kali aku berkunjung kerumah pak kasun untuk permisi istilahnya karena
kamiakan tingal di lingkungan dusun sukomoro kurang lebih untuk 2 minggu
kedepan, dengan banga dan wajah penuh antusias pak kamituwo bercerita tentang
lingkunganya yang sudah cukup maju
bahkan beberapa waktu yang lalu klompok tani yang ada di dudun sukomoro ini
juga mendapat suntikan dana hibah namun berupa hewan ternak sejumlah 20 ekor
sapi perah, di saat yang hamper bersamaan juga klompok tani ini juga menjadi
pengakuan sebagai klompok tani yang produktif dari pemerintah, lebih lanjut
kata pak kasun sukomoro di dusun sukomoro ini juga memiliki koprasi.
Koprasi yang ada di dusun sukomoro ini juga
cukup maju, ini bisa di lihat dari peningkatan jumlah modal usaha dan juga
pertambahan jumlah angota klo dulu pada awal perintisanya hanya berangotakan 30
orang dari 700 kepala kluarga yanga da di dusun suko moro namun sekarang
angotanya sudah lebih dari 40 orang, dan setalah masarakat dusun sukomoro ini
mengetahui manfaat dari berkoprasi nampaknya banyak yang tertarik untuk menjadi
angota koprasi namun tutur pak kamituwo dengan agota yang segini sudah cukup
nanti kalo kita terima, itu akan mengurangi efektifitas dari keangotaan
koprasi. Dengan agota yang sedikit seperti saat ini dirasa pergerakan koprasi
ini akan lebih lincah daripada kegemukana angta namun tidak produktif itu malah
akan menghambat kinerja koprasi extreemnya bisa memecah belah keangotaan
koprasi.
Bertani cabe, pertanyaan pertama yang
muncul dalam fikiranku adalah kenapa masarakat sini lebih suka menanam cabe dibandingkan
dengan tanaman lainya??? Kenapa masarakat sini tempatnya yang lumayan di plosok
tapi sepedah motor yang terperkir dirumahnya lebih dari satu??? Namun setelah
beberapa saat aku sempet ber komunikasi dengan simbah, warga dusun sukomorao
jawaban pertama yang aku dapat terima adalah letak dusun sukomoro yang minim
air, dan hanya mengandalkan air dari air ujan makanya mereka lebih untung
ketika menanam tanaman cabe dibandingkan dengan tanaman lainya selain budaya
yang sejak lama dan diwariskan oleh leluhurnya terdahulu tantang cara bertahan
hidup dengan menanam tanaman vcabe juga tanaman cabe memiliki harga yang cukup
tingi dibandingkan dengan tanaman lainya. Kemudian alas an berikutnya adalah
karena sirkulasi jual beli yang sudah tertata dan mudah karena maoyoritas
penduduknya adalah peti cabe itu juga menjadi alas an yang dapat diterima.
Selain tanaman cabe di sini juga hampir
semua warga memiliki tanaman yang namanya pohon durian sampai sampai kalo
menyebut kecamatan puncu hal pertama yang diingat adalah temopat durian yang
murah, berner ternyata bukan hanya isu tetapi memang kenyataanya begitu saat
pertama kali saya dating ke dusun sukomoro sini aku melihat banyak sekai pohon
durian yang menjulang tingi tidak hanya di kebun mnamun juga di pekarangan
rumah tempat masarakat itu tingal , ada yang did pan rumah ada yang di belakang
rumah. Factor lain yang menunjang dusun sukomoro ini terkenal dengan durianya
tidak terlepas dari peran para parat pemerintah desa yang gencar mempromosikan
kepada masarakat umum lewat pemerintahan kabupaten juga, kemudian bantuan
berupa bibit durianpun juga banyak di berikan oleh pemerintah kabupaten tutur
pak.camat puncu kedepan kecamatan puncu akan menjadi kampungnya durian yang
menjaddi kiblat seperti hanya durian montong ketia menyebut durian montong hal
pertama yang di ingat oleh orang adalah Bangkok tailan. Harapan yang cukup
besar itu juga bertujuan untuk kesejahteraan masarakat, logikanya ketika sebuah
daerah sudah di kenal dengan sebuah produk tertentu maka pelangan akan berduyun
duyun dating utuk hadir membuktikan pakah berar apa yang dikatakan banyak orang
tentang dudun tersebut. Ini sudah di buktikan oleh sebuah kampong yang ada di
kecamatan pare disana ada sebuah kampong yang banyak kursusanya namun tutur
dari Mr.kalend wartawanlah yang mempopulerkan kampong itu sebagai kampong
ingris karena memang banyak sekali kursusan bahas ingris yang ada di sebuah
desa ada kurang lebih 140 kursusan bisa jadi ini adalah satu satunya di dunia
dalam sebuah kawasan tetapi memiliki banyak sekali kursusan bahas ingris yang
sangat banyak. Klo di Indonesia jelas ini adalah satusatunya bahkan belum ada
di satu kota atau kabupaten yang memiliki jumlah kursusan sebanyak di kampong
ingris pre ini.
Hal berikutnya yang menarik dari dusun ini
adalah sebagian besar wilayah sini adalah wilayah perkebunan,taman nasional
yang sebaian berikutnya adalah lading pertanian. Di sebelah atas dusun
laharpang (dusun terahir darii desa puncu) masih ada, lagi sebuah kampong kecil
dari mpara pekerja perkebunan namun tutur dari pak slamet (tetanga depan posko
kkn) bahwa di tempat kampong pekerja itu sudah tidak sebanyak dulu lagi karena
banyak yang pindah ke kampong kampong ada yang pindah ke lahar pang ada juga
yang pindah ke dusun sukomoro. Semakin banyak pendatang baru yang ada di dusun
sukomoro ternyata juga mempengaruhi harga jual tanah yang ada di dusun sukomoro
ini menjadi naik berkali kali lipat bila di bandingkan dulu waktu pak slamet
pertama kali datang ke kampong sukomoro ini.
Klo tentang pemuda yang ada di sini selama
4 hari tingal di kampong sukomoro sini saya belum menemukan aktifitas
kepemudaan nyang begitu mencolok dari pemuda dusun sukomoro klo normalnya
pemuda seneng bermain olahraga tetapi ketika di sini belum saya temukan. Yang
sudah saya dapati adalah ketika pagi hari banyak seli berlalu lalang pemuda
sini yang memakai sragam abu abu pith yang naik sepedah motor berjalan di depan
posko kami. Biru putih pun juga banyak yang di bonceng dengan orantua mereka.
encang masarakat dunia karena kaadaan bumi yang semakin menua
dan kualitas udara yang semakin menurun akibat efek rumah kaca dan gaya hidup
masarakat modern. hari ini 5,april 2013 mahasiswa yang Kkn di dusun sukomoro
desa.puncu kecamatan puncu sebagai agen of control trun langsung ke masarakat
untuk melakukan reboisasi di sumber air PDAM lebih tepatnya di hutan lereng
timur gunung kelud.
Pak.camat
sebagai aparat pemerintahan menjalankan program penanaman sejuta pohon sangat
antusias sekali ketika berjalan sambil membawa bibit pohon trembesi melewati
jalan setapak bersama mahasiswa-mahasiswi KKN UNP Kediri, meski terlihat
ngos-ngosan melewati jalan setapak yang cukup terjal tetapi tutur pak.camat
ketika berjalan bersama anak-anak muda gairah darah mudanya mengalir kencang
yang seakanakan merasa kembali muda seperti mahasiswa.
Pak.kades juga tidak mau kalah ketingalan
dengan pak.camat dan para mahasiswa dengan naik motor rx.king pak.kades
berjalan di depan memandu mahasiswa yang memang baru pertama kali terjun ke
daerah aliran sumber PDAM melewati jalan setapak dan cukup curam tak menjadi
halangan untuk terus berjalan, sesampainya di lokasi langsung menunjukan
beberapa tempat sumber air yang pertama yang kiranya dapat di Tanami tanpa
piker panjang langsung memeulai pananaman pohon trembesi di bantaran sungai. Di
bantu beberapa perangkatdesa yang lain yangikut terlibat tadi ada pak.kasun
puncu,ada pak bayan,jogotirto, dan beberapa orang dari kecamatan juga ikut.
. di hutan yang
kental dengan aura mistis itu tadi saya juga sempet berbincang bincang dengan
penguasa daerah situ yang sangat paham dengan kondisi lingkungan situ siapa
lagi kalo bukan pak.joogotirto yang memang tugasnya adalah membidangi soal
pengairan utamanya di desa puncu, bahwa memang ada sebuah mitos yang cukup di
percaya oleh masarakat sekitar hutan bahwa di sepanjang jalan menuju sumber air
itu masih sangat kental dengan aura mistis bahkan beliau menegaskan beberapa
tahun yang lalu pernah ada mahasiswa dari Jogjakarta yang hilang juga di tempat
itu karena jika pendatang baru danbelum mengenal daerah situ itu cukup
berbahaya. Lebih lanjut saat berbincang bincang di atas dam miring
pak.jogotirto mencurahkan kegelisahanya klo sebenernya beliyau tidak berani
membiarkan kami mahasiswa UNP yang sedang menjalan salahsatu dari program yakni
penanaman pohon di sepanjang aliran sumbar PDAM.
. bukan hanya aparat pemerintah aja yang
memiliki semnagat untuk melestarikan alam, tetapi kami sebagai mahasiswa yang sadar
memiliki peran dan tangung jawab social terhadap masarakat dalam hal ini
masarakat desa puncu juga ikut mengkampenyekan pelestarian lingkungan juga aksi
langsung reboisasi di sepanjang aliran sumber air PDAM. kringak mengucur deras
membasahi jaket biru sragam kas kkn sambil menteng bibit pohon trembesi
terlihat sumringah wajah dari kawan kawan sebagai wujud pengabdian kepada masakat.
t 2013 posko kkn
Ungkapan sederhana itu layaknya menjelaskan
sebuah realita seorong mahasiswa yang sedang kkn di lingkungan yang baru mereka
kenal, suasana pedesaan khas dengan keramahan alam pedesaan di bumbui sedikit
kesombongan masarakatnya karena memang di lingkungan dusun tersebut sudah maju
bila di bandingkan dengan dusn dusun yang lain di kecamatan puncu, indicator
yang dapat kami lihat kenapa kami berhipotesis kalau dusun ini maju adalah yang
pertama di setiap usun sudah memiliki sedolah dasar tersendiri, kemudian deket
dengan pasar, sarana penunjang transportasipun juga sudah ada angkotdes padahal
letak dusun ini terletak di bagian ujung kecamatan puncu lebih epatnya dua
dusun terahir di ujung plosok puncu, mayoritas penduduk dusun sini adalah
bertani Lombok hamper semua warga puncu sini bertani cabe dan kebetulan saat
saat ini bulan april 2013 harga cabe dari patani tembus sampai 40ribu
perkilogram dan hamper semua warga sini juga menanam cabe.
Selain bertani cabe masarakat dusun
sukomoro juga berternak sapi perah, kata pak.kasun beberapa saat lalu saat
pertama kali aku berkunjung kerumah pak kasun untuk permisi istilahnya karena
kamiakan tingal di lingkungan dusun sukomoro kurang lebih untuk 2 minggu
kedepan, dengan banga dan wajah penuh antusias pak kamituwo bercerita tentang
lingkunganya yang sudah cukup maju
bahkan beberapa waktu yang lalu klompok tani yang ada di dudun sukomoro ini
juga mendapat suntikan dana hibah namun berupa hewan ternak sejumlah 20 ekor
sapi perah, di saat yang hamper bersamaan juga klompok tani ini juga menjadi
pengakuan sebagai klompok tani yang produktif dari pemerintah, lebih lanjut
kata pak kasun sukomoro di dusun sukomoro ini juga memiliki koprasi.
Koprasi yang ada di dusun sukomoro ini juga
cukup maju, ini bisa di lihat dari peningkatan jumlah modal usaha dan juga
pertambahan jumlah angota klo dulu pada awal perintisanya hanya berangotakan 30
orang dari 700 kepala kluarga yanga da di dusun suko moro namun sekarang
angotanya sudah lebih dari 40 orang, dan setalah masarakat dusun sukomoro ini
mengetahui manfaat dari berkoprasi nampaknya banyak yang tertarik untuk menjadi
angota koprasi namun tutur pak kamituwo dengan agota yang segini sudah cukup
nanti kalo kita terima, itu akan mengurangi efektifitas dari keangotaan
koprasi. Dengan agota yang sedikit seperti saat ini dirasa pergerakan koprasi
ini akan lebih lincah daripada kegemukana angta namun tidak produktif itu malah
akan menghambat kinerja koprasi extreemnya bisa memecah belah keangotaan
koprasi.
Bertani cabe, pertanyaan pertama yang
muncul dalam fikiranku adalah kenapa masarakat sini lebih suka menanam cabe dibandingkan
dengan tanaman lainya??? Kenapa masarakat sini tempatnya yang lumayan di plosok
tapi sepedah motor yang terperkir dirumahnya lebih dari satu??? Namun setelah
beberapa saat aku sempet ber komunikasi dengan simbah, warga dusun sukomorao
jawaban pertama yang aku dapat terima adalah letak dusun sukomoro yang minim
air, dan hanya mengandalkan air dari air ujan makanya mereka lebih untung
ketika menanam tanaman cabe dibandingkan dengan tanaman lainya selain budaya
yang sejak lama dan diwariskan oleh leluhurnya terdahulu tantang cara bertahan
hidup dengan menanam tanaman vcabe juga tanaman cabe memiliki harga yang cukup
tingi dibandingkan dengan tanaman lainya. Kemudian alas an berikutnya adalah
karena sirkulasi jual beli yang sudah tertata dan mudah karena maoyoritas
penduduknya adalah peti cabe itu juga menjadi alas an yang dapat diterima.
Selain tanaman cabe di sini juga hampir
semua warga memiliki tanaman yang namanya pohon durian sampai sampai kalo
menyebut kecamatan puncu hal pertama yang diingat adalah temopat durian yang
murah, berner ternyata bukan hanya isu tetapi memang kenyataanya begitu saat
pertama kali saya dating ke dusun sukomoro sini aku melihat banyak sekai pohon
durian yang menjulang tingi tidak hanya di kebun mnamun juga di pekarangan
rumah tempat masarakat itu tingal , ada yang did pan rumah ada yang di belakang
rumah. Factor lain yang menunjang dusun sukomoro ini terkenal dengan durianya
tidak terlepas dari peran para parat pemerintah desa yang gencar mempromosikan
kepada masarakat umum lewat pemerintahan kabupaten juga, kemudian bantuan
berupa bibit durianpun juga banyak di berikan oleh pemerintah kabupaten tutur
pak.camat puncu kedepan kecamatan puncu akan menjadi kampungnya durian yang
menjaddi kiblat seperti hanya durian montong ketia menyebut durian montong hal
pertama yang di ingat oleh orang adalah Bangkok tailan. Harapan yang cukup
besar itu juga bertujuan untuk kesejahteraan masarakat, logikanya ketika sebuah
daerah sudah di kenal dengan sebuah produk tertentu maka pelangan akan berduyun
duyun dating utuk hadir membuktikan pakah berar apa yang dikatakan banyak orang
tentang dudun tersebut. Ini sudah di buktikan oleh sebuah kampong yang ada di
kecamatan pare disana ada sebuah kampong yang banyak kursusanya namun tutur
dari Mr.kalend wartawanlah yang mempopulerkan kampong itu sebagai kampong
ingris karena memang banyak sekali kursusan bahas ingris yang ada di sebuah
desa ada kurang lebih 140 kursusan bisa jadi ini adalah satu satunya di dunia
dalam sebuah kawasan tetapi memiliki banyak sekali kursusan bahas ingris yang
sangat banyak. Klo di Indonesia jelas ini adalah satusatunya bahkan belum ada
di satu kota atau kabupaten yang memiliki jumlah kursusan sebanyak di kampong
ingris pre ini.
Hal berikutnya yang menarik dari dusun ini
adalah sebagian besar wilayah sini adalah wilayah perkebunan,taman nasional
yang sebaian berikutnya adalah lading pertanian. Di sebelah atas dusun
laharpang (dusun terahir darii desa puncu) masih ada, lagi sebuah kampong kecil
dari mpara pekerja perkebunan namun tutur dari pak slamet (tetanga depan posko
kkn) bahwa di tempat kampong pekerja itu sudah tidak sebanyak dulu lagi karena
banyak yang pindah ke kampong kampong ada yang pindah ke lahar pang ada juga
yang pindah ke dusun sukomoro. Semakin banyak pendatang baru yang ada di dusun
sukomoro ternyata juga mempengaruhi harga jual tanah yang ada di dusun sukomoro
ini menjadi naik berkali kali lipat bila di bandingkan dulu waktu pak slamet
pertama kali datang ke kampong sukomoro ini.
Klo tentang pemuda yang ada di sini selama
4 hari tingal di kampong sukomoro sini saya belum menemukan aktifitas
kepemudaan nyang begitu mencolok dari pemuda dusun sukomoro klo normalnya
pemuda seneng bermain olahraga tetapi ketika di sini belum saya temukan. Yang
sudah saya dapati adalah ketika pagi hari banyak seli berlalu lalang pemuda
sini yang memakai sragam abu abu pith yang naik sepedah motor berjalan di depan
posko kami. Biru putih pun juga banyak yang di bonceng dengan orantua mereka.